Ketepatan pemupukan

Salam Pertanian,

Kegiatan rutin yang sudah dilakukan memupuk tanaman khususnya di Kebun Hortikultura, kali ini Paidi selaku pemelihara kebun khususnya di Kebun Hortikultura melakukan pemupukan di seluruh tanaman menggunakan spayer dengan menggunakan pupuk daun, agar tanaman tetap subur dan dapat diperbanyak. Pupuk daun bukanlah pupuk yang berbahan dari daun ataupun pupuk untuk menumbuhkan daun. Pupuk daun merupakan pupuk yang berbahan baku organik maupun kimia yang diberikan pada tanaman melalui mulut daun atau stomata, dengan cara disemprotkan yang bertujuan untuk memberikan unsur hara tambahan bagi tanaman selain dari yang diserap oleh akar tanaman. Penggunaan pupuk daun harus dilakukan secara hati-hati, baik dosis, frekuensi, jenis tanaman, maupun waktu pemberiannya.

Pengaplikasian pupuk daun sangatlah dianjurkan ketika sedang melakukan budidaya tanaman. Namun, pemberian pupuk daun pada tanaman tidak bisa dilakukan begitu saja atau sembarangan. Hal ini dikarenakan pengaplikasian pupuk daun yang tidak tepat dapat berdampak buruk bagi tanaman itu sendiri. Pada dasarnya pupuk daun adalah jenis pupuk buatan (sintetis) yang mengandung semua unsur hara tanaman dan pengaplikasiannya adalah dengan disemprotkan pada permukaan daun. Unsur-unsur hara yang terkandung di dalam pupuk daun adalah bentuk garam murni dalam ikatan lemah yang mudah terurai menjadi unsur hara tersedia sehingga bisa langsung diserap oleh akar tanaman.

Meski kelihatannya menggunakan pupuk daun sangat mudah ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar manfaat-manfaat di atas dapat dicapai yakni :

  1. Konsentrasi larutan yang dibuat harus berdasarkan petunjuk yang tertera dalam kemasan dan perhatikan frekuensi pemakaiannya;
  2. Pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap bawah atau punggung daun, pupuk daun disemprotkan pukul 8-9 pagi atau pukul 3-4 sore saat stomata sedang membuka sempurna;
  3. Jangan disemprot saat menjelang musim hujan karena dikhawatirkan pupuk tercuci saat stomata masih tertutup; dan
  4. Serta menggunakan alat penyemprot terpisah dari yang digunakan untuk herbisida karena larutan herbisida sukar dibersihkan.

Pemupukan juga sebaiknya tidak dilakukan bersamaan dengan pengaplikasian pestisida yang mempunyai kandungan zat pekat. Jika pemberian pupuknya dilakukan bersamaan dengan zat pekat maka pupuk tersebut akan menempel pada bagian daun sehingga tidak dapat terserap oleh tanaman. Ketika tanaman mulai berbunga atau mulai mengeluarkan tunas baru, sebaiknya tanaman dihindarkan dari upaya penyemprotan. Pada saat ini, tanaman sangat peka terhadap benda asing. Tunas muda akan mati atau bunga akan berguguran jika terkena semprotan. Jadi, penyemprotan sebaiknya dilakukan pada saat tunas muda sudah menumbuhkan daun yang cukup tua atau bunga sudah menjadi bakal buah.