POLA TANAM BERKELANJUTAN UNTUK KETERSEDIAAN PANGAN

Pertanian perkotaan merupakan salah satu pengembangan pertanian konvensional dimana pemanfaatan lahan yang terbatas dimanfaatkan untuk budidaya tanaman sesuai dengan kebutuhan atau permintaan pasar yang ada. Maraknya kampung dan lorong sayur memberikan warna tersendiri bagi pengembangan pertanian perkotaan, dimana dengan menggunakan sumber daya yang ada ternyata dapat juga untuk dimanfatkan sebagaimana harapan masyarakat kota khususnya dan warga DIY pada umumnya

Pertumbuhan kelompok dengan program pemanfaatan lahan pekarangan begitu pesat baik tingkat RT maupun tingkat RW seakan akan berlomba untuk dapat menunjukan potensi dan kelebihannya masing - masing. Hal ini perlu pendampingan dari berbagai pihak sehingga kegiatan ini akan berjalan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Pelaksanaan program pertanian pola perkotaan dengan pemanfaatan lahan yang ada baik halaman rumah atau lorong banyak yang telah berjalan dan berhasil sesuai tujuan dan kebutuhan warga untuk meningkatkan ketahanan pangan, namun ada pula yang belum optimal. Hal ini dapat dilihat di beberapa wilayah ada terdapat wall planter yang tidak terawat, sehingga bukannya menambah estetika lingkungan justru sebaliknya.

Kelompok Tani Winongo Asri memiliki kemauan untuk maju dan berkembang menuju lebih baik yang sangat tinggi. Mereka punya prinsip “ Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan lusa akan jauh lebih baik hari ini “. Dengan konsistensi yang tetap terjaga, Kelompok Tani Winongo Asri ini tidak akan kehabisan stok pangan berupa sayur. Hal ini dikarenakan penerapan "Pola Tanaman Berkelanjutan"

Komoditas yang ada di kelompok adalah sebagai berikut :

  1. Cabai rawit
  2. Cabai besar
  3. Kacang panjang
  4. Terung ungu dan hijau
  5. Tomat
  6. Sawi
  7. Mentimun
  8. Buncis
  9. Kangkung
  10. Pare
  11. Gambas
  12. Sledri
  13. Serta lele dengan kapasitas 3000 ekor

Pola tanaman yang diaplikasikan di kelompok yakni dimulai dari tanaman sayur yang umurnya panjang seperti tomat, terung dan cabai ditanam terlebih dahulu, dimana masa panen mendekati masa panen sayur daun. Dikarenakan sayur daun memiliki waktu panen yang pendek, bibit pun telah disiapkan dengan cara semai sendiri untuk persiapan mengganti sayur daun yang telah dipanen habis dan seterusnya, sehingga tidak ada kekosongan komoditas yang tentu saja akan berdampak pada kecewanya konsumen. Kelompok ingin memberikan pelayanan terbaik pada konsumen dengan moto “Masuk Selfi Pilih Petik Timbang Bayar “. Hal ini yang menjadi kekuatan kelompok sehingga sampai hari ini tetap eksis walau berdampingan dengan Pasar Legi Wirobrajan. Dimasa pandemi Covid 19 seperti sekarang ini masyarakat lebih menikmati belanja di kebun kelompok, karena sayuranya selalu segar dan konsumen dapat memetik sesuai dengan kebutuhan keluarga.