Berhadiah puluhan juta rupiah, kontes aglaonema dan anggrek 2020 bertaburan bintang baru
(Edisi 1)
Gelaran bergengsi kontes aglaonema dan anggrek yang dihelat Dinas Pertanian Dan Pangan Kota Yogyakarta tahun anggaran 2020 baru saja usai hari ini, Minggu 8 November 2020. Bertempat di xt square Kota Yogyakarta, kontes ini sukses dibanjiri peserta dari berbagai daerah. Meski ditengah-tengah pandemi covid-19, tidak menghalagi peserta untuk ikut kontes, bahkan semakin marak. Semua penyelenggaraaan melalui protokol covid-19.
Dibuka dengan tarian tradisional dari Ibu-Ibu pedagang dari pasar pasty, lemah gemulainya gerakan tari mampu mencairkan suasana yang terik panas. Dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Laporan panitia penyelenggara oleh Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, Ir. Suyana. Dalam laporannya Suyana menyampaikan "dana penyelenggaraan kontes berasal dari anggaran perubahan covid-19. Total peserta kontes aglaonema sebanyak 144 dan pendaftar kontes anggrek sejumlah 72 peserta". Kontes diawali dengan pembukaan stand bazar sejak Sabtu, diisi oleh asosiasi flory, asosiasi olahan hasil pertanian dan perikanan, asosiasi tabulampot, asosiasi anggrek, dan asosiasi aglaonema.
Lebih lanjut Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan berharap tahun depan dapat menambah 1 lagi tanaman untuk dikonteskan yakni adenium dan kontes diharapkan lebih semarak lagi pada tahun depan jika covid-19 sudah mereda. Tanaman yang dikonteskan ini merupakan tanaman yang memiliki harga relatif stabil tinggi. Suyana menyampaikan bahwa harapannya kedepan DPP dapat membuat taman flory khusus di kebun Tegalrejo yang berfokus pada tanaman-tanaman hias untuk konsumsi/memanjakan mata dengan tujuan untuk pendidikan pembelajaran dan pusat penjualan tanaman hias. Pembangunan tetap berkonsep pada adanya ruang hijau terbuka, dengan perbandingan bangunan fisik dan ruang hijau 70:30. Kebun di wilayah Giwangan akan difokuskan untuk koleksi tanaman pangan.
Acara pembukaan kontes dihadiri Wakil Walikota Yogyakarta Drs. Heroe Purwadi, M.A. Pada kesempatan ini Wakil Walikota menyampaikan harapannya Kota Jogja memiliki city garden/taman kota untuk rekreasi, bahkan orang momong anakpun bisa kesana. "Tanaman hias dapat dikembangkan karena peminatnya banyak, harga tidak terbatas, harga sak elinge, eling mahal ya mahal eling murah ya murah karena tidak bisa diukur secara rasional karena tolak ukur keindahan seseorang tidak sama" ungkap Heroe.
Heroe berpesan "Kontes dan bursa bisa menjadi semangat untuk teman-teman yang punya lahan di rumah untuk fokus mengelola/pengembangan industri tanaman hias. Ekonomi krearif yang bisa dilakukan Ibu-Ibu yang memiliki kesempatan yang luas karena masing-masing rumah pasti ada tanaman hias dan tanaman pangan". Sehingga memberikan kesempatan bagi yg berkiprah didalamnya.
"Trend keindahan selalu bergeser, bisa indah banget bisa tidak. Subyektifitas bermain. Inilah seninya kontes untuk bisa dikembangkan bersama. semoga event seperti ini membawa kemajuan bagi pengembangan pelaku usaha tanaman hias" imbuh Heroe.
Xt square diharap Heroe mampu menjadi pusatnya tempat event-event di kota u mendorong ekosistem lingkungan dan semua orang bisa datang dan membawa kemajuan bagi pengembangan pelaku usaha.
Acara pembukaan kontes ditandai dengan aklimatisasi tanaman hias aglaonema hasil perbanyakan kultur jaringan dari laboratorium kultur jaringan milik DPP. Aklimatisasi dilakukan oleh Wakil Walikota, Ketua Komisi B Dwi Antoro, dan Camat Umbulharjo Drs. Rumpis. Setelah aklimatisasi aglaonema, Wakil Walikota beserta rombongan meninjau tanaman yang dikonteskan.
hadiah puluhan juta rupiah
Ruang kontes telah penuh berjejer rapi aglaonema dan anggrek dalam kondisi prima. Warna-warni daun aglaonema yang beraneka dan indahnya warna dan bentuk bunga anggrek mampu membuat decak kagum yang melihat. Pukul 11.00 wib pendaftaran ditutup. Ditemui jenis aglaonema yang baru launching September 2020 kemarin ikut dikonteskan yakni jenis Golden Hope. Aglaonema jenis ini dibandrol mencapai 50 juta per pohon. Golden hope hibrida dari negara Thailand ini berciri khas pada tulang daunnya berjumlah lebih banyak dan menonjol dengan warna daun putih, merah, hijau sekilas nampak seperti terpancar keemasan. Anggrek varietas baru yang nampak ikut kontes adalah grammatophyllium stapelly papua, yang baru tahun ini mengikuti kontes. Warna bunganya khas hitam menges /legam mengkilat.
Tampak dewan juri mengamati dengan detil pada setiap tanaman untuk penilaian. Seperti yang disampaikan Ir. M.A. Dwi Astuti, ketua penyelenggara mengatakan bahwa "penjurian aglaonema secara umum didasarkan pada tanaman yang sehat, daun kompak, keserasian tanaman dengan pot. Juri aglaonema berasal dari asosiasi dan praktisi dari Magelang, Jogja, dan Sleman. Penjurian anggrek berdasar pada penampakan bunga (warna, kehalusan bunga) perawatan dan kesehatan tanaman. Juri anggrek berasal dari kota Jogja. Total hadiah 82 juta rupiah dipotong pajak 6%".
Setelah dilakukan penjurian, diperoleh kejuaraan sebagai berikut: