Aplikasi Trichoderma pada Bawang Merah

Budidaya bawang merah menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan. Bagaimana tidak, umbi yang biasa dijadikan sebagai bumbu dapur ini selalu dibutuhkan masyarakat Indonesia. Harga jualnya juga stabil, bahkan selalu terjual mahal saat momen hari raya dan akhir tahun. Tanaman dengan nama latin Allium Ascalonicum ini sangat mudah untuk dilakukan budidaya.

Balai penyuluha Pertanian Kota Yogyakarta yang biasa disingkat BPP mengacu SE Menteri Dalam Negeri Nomor: 520/2017, BPP adalah Kelembagaan Penyuluhan Pertanian yang merupakan suatu unit kerja non Struktural, mempunyai peran sebagai Pusat Koordinasi dan Sinkronisasi program dan kegiatan pembangunan pertanian; Pusat Data dan Informasi Pertanian; Pusat Pembelajaran; Pusat Konsultasi Agribisnis; dan Pusat Pengembangan Kemitraan Usahatani, selain itu juga BPP juga harus mampu mengawal program pembangunan pertanian di wilayah binaan.

Sebagai pusat pembelajaran penyuluh, pelaku usaha dan pelaku utama, maka salah satu kegiatan yang dilakukan oleh BPP adalah melakukan kegitan pengkajian atau kaji terap. Kaji terap kali ini adalah penanaman bawang merah menggunakan media polybag. Selama ini bawang merah sebagian besar dibudidaya di lahan sawah yang luas dan di daerah kabupaten. Penyuluh mencoba untuk menanam bawang merah dengan polybag di lingkungan BPP.

Benih bawang merah yang digunakan adalah varietas Glowing, yaitu varietas baru hasil penamanan antara varietas Bima dan tajuk yang ditanam di daerah Nawungan, Imogiri. Arti dari sitilah Glowing adalah Gedhe, Lebih Orisinil dan Berwawasan Lingkungan. Budidaya bawang merah ini dilakukan secara alami dengan pestisida hayati agar aman di konsumsi.

Kelebihan Budidaya Bawang Merah adalah bawang merah memiliki banyak manfaat. Mulai dari untuk kebutuhan bumbu dapur, hingga dijadikan obat untuk mencegah mual dan muntah. Bawang merah juga dapat meningkatkan kesehatan karena kandungan vitamin C, B6, B9, yang berguna untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi, membantu pembentukan sel darah merah, dan sederet manfaat lainnya.

Cara Budidaya Bawang Merah

1. Memilih Bibit

Langkah pertama dalam budidaya bawang merah adalah memilih bibit. Tanaman bawang merah ditanam dengan cara menanam umbi. Pastikan umbi bawang merah yang dijadikan bibit berkualitas baik.

Ciri-cirinya adalah warna bawang yang mengkilat, tidak keropos atau terlihat dirusak hama maupun terkena penyakit hama.

Berat umbi yang dijadikan bibit sekitar 3 sampai 4 gram. Bibit direndam dahulu dengan cairan Hormon Organik sehari sebelum ditanam, selama 10 menit saja.

Kemudian, taburi dengan serbuk Gliocladium dan Trichoderma yang bisa dibeli di toko kebutuhan pertanian. Tujuannya adalah untuk mencegah penyakit pada bibit. Potong bagian atas umbi sedikit sebelum ditanam sekitar 1/3 bagian bawang.

2. Persiapan media tanam

Budidaya bawang merah yang dilakukan dalam polybag ukuran diameter 25 cm diolah sedemikian rupa dengan komposisi media tanah : pupuk kandang : sekam perbandingannya 1;1;2, serta aerasi yang baik. Kemudian media diberi pupuk TSP masing-masing polybag kurang lebih 2 gram.

3. Menanam Bibit

Sebelum memasukkan bibit ke tanah, basahi dulu tanah tersebut. kemudian bibit dimasukkan ke media tanam jangan terlalu dalam ke tanah, cukup sekadar tertutup dengan tanah saja.

4. Memelihara Pertumbuhan

  • Pemberian Nutrisi

Cara budidaya bawang merah selanjutnya adalah dengan memelihara dan memantau pertumbuhan bibit. Setelah 7 hari ditanam, berikan semprotan NPK dengan cara di kocor.

Fungsinya untuk mendorong pertumbuhan bawang merah agar lebih maksimal. Saat bawang merah berusia 10 hari, 20 hari dan 35 hari, baru diberi pupuk jerami. Sebab saat ini sudah banyak pelaku usaha budidaya bawang merah organik yang tak menggunakannya. Penyiraman

Tanaman bawang merah harus disiram dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Jika hujan atau embun turun,  penyiraman dengan air bersih juga diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Dalam kaji terap dilakukan treatment menggunakan trichoderma.

Setiap 2 minggu sekali diberikan trichoderma dengan diencerkan sebanyak 25 gram trichoderma dicampur 1.250 ml air dan diberikan per polybag sebanyak 125 ml untuk bawang dengan perlakuan trichoderma.

  • Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk mencegah datangnya hama dan penyakit pada budidaya bawang merah, penggunaan pestisida kimia adalah pilihan terakhir yang dilakukan. Jadi, terapkan dulu pengendalian hama terpadu dengan bahan-bahan alami.

Fungsi dari penggunaan trichoderma adalah mencegah jamur pada umbi, dan mencegah layu fusarium.

5. Panen

Bawang merah akan memasuki masa panennya pada hari ke-60 atau 65 setelah ditanam.  Untuk Tanaman yang siap panen ditandai dengan umbi bawang merah yang menyembul ke permukaan tanah, serta daun yang merebah. Umur bawang merah kaji terap di BPP adalah 62 hari akan tetapi bawang merah sudah siap panen dengan tanda-tanda tersebut. Sehingga panen hasil kaji terap dilakukan pada usia tanaman 62 hari. Cabut tanaman dan langsung bersihkan dari segala kotoran. Jemur di bawah sinar matahari agar tak lembab, Jika dilakukan penyimpanan dengan cara tepat, umbi bawang merah bisa bertahan hingga 1 sampai 2 tahun lamanya.

Hasil Kaji Terap:

Hasil kaji terap bawang merah yang dilakukan di BPP dengan perlakuan trichoderma adalah bahwa dengan aplikasi trichoderma akan meningkatkan hasil produksi sebanyak 12 %.