Sosialisasi Restocking Ikan Tahun 2021

     Dalam rangka pengelolaan pemanfaatan sumberdaya perairan dan menjaga kelestarian ekosistem perairan darat, Dislautkan Provinsi DIY mengadakan kegiatan rutin tahunan yaitu restocking ikan yang sebelumnya dilakukan sosialisasi. Sosialisasi Restocking dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 17 Maret 2021 pukul 09.00-12.00 WIB bertempat di Pendopo Songgobuwono Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta yang diikuti oleh calon penerima Restocking yaitu Pokmaswas Cinde Amoh Giwangan, Pokmaswas Gajah Wong Tirto Piguno Prenggan, Pokmaswas Mina Code Keparakan Lor, Pokmaswas Code Asri Prawirodirjan, perwakilan warga RT 53 Muja Muju, dan perwakilan warga RW 10 Gampingan Pakuncen. Setiap lokasi akan mendapatkan 1 paket ikan sebanyak 9.500 ekor yang terdiri dari ikan Tawes ukuran 7-9 cm sebanyak 4500 ekor, ikan Nilem ukurang 7-9 cm sebanyak 2.500 ekor, ikan Wader Pari ukuran 4-6 cm sebanyak 2500 ekor, dan paket Udang Galah sebanyak 1200 ekor yang akan terealisasi di bulan April 2021.

     Restocking ikan adalah kegiatan menebar ikan ke perairan sebagai salah satu upaya konservasi sumberdaya perairan, sungai, waduk, embung dan sebagainya. Jenis-jenis ikan yang ditebar disesuaikan dengan jenis ikan asli yang berhabitat di lingkungan perairan tersebut. Ikan yang ditebar diharapkan dapat tumbuh dan berkembangbiak secara alami di perairan sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat setempat. Tujuan dari kegiatan Restocking ikan adalah meningkatkan stok populasi ikan, menjaga ekosistem dan keanekaragaman sumberdaya ikan, hingga meningkatkan produksi ikan di perairan umum guna pemenuhan gizi masyarakat.

     Keberadaan sungai di tengah kota yang padat penduduk dan lahan sempit jelas tidak lepas dari pencemaran seperti limbah rumah tangga, hotel, hingga pabrik. Seperti yang disampaikan Ir. Suyana selaku Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta dalam paparannya mengatakan bahwa sebelum melakukan kegiatan restocking, hal pertama yang harus diperhatikan adalah lokasi penebaran. Kondisi lokasi atau sungai harus memenuhi syarat kualitas air yang layak untuk kegiatan restocking. Ketika kualitas air sungai sudah tercemar, maka ekosistem didalamnya juga ikut tercemar. Seiring berkembangnya kegiatan masyarakat seperti bertambahnya pemukiman, hotel, pasar, rumah sakit, hingga pabrik telah berpengaruh juga pada kualitas air sungai dimana pembuangan akhir dari limbah sisa aktivitas tersebut sedikit banyak pasti berujung di sungai. Secara alami sungai akan melakukan self purification atau kemampuan alami air sungai untuk menguraikan zat-zat pencemar yang masuk kedalamnya, limbah yang masuk baik dari hulu atau tengah, akan terpurifikasi saat mencapai hilir sungai. Akan tetapi self purification harus didukung oleh daya tampung lingkungan dan akan berlangsung jika beban pencemaran yang masuk masih di bawah daya tampung lingkungan. Pembuatan bendungan-bendungan atau daam di lokasi tertentu bertujuan untuk mengatur dan mengendalikan air, hal ini menghasilkan peningkatan kandungan oksigen dalam air (Dissolved Oxygen) yang membantu sungai untuk melakukan self purification dan kelangsungan hidup biota sungai. Selain itu, dalam pengelolaan sungai masyarakat juga didampingi oleh akademisi perguruan tinggi terdekat yang sudah dibagi tiap lokasi, diharapkan kedepannya dapat bekerja sama dalam pengelolaan sungai dan ekosistem didalamnya. Sesuai dengan program Gandeng Gendong dengan 5K yaitu sinergi antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan koorporate, komunitas, kampus, dan kampong untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta.

     Materi selanjutnya yang disampaikan oleh Veronica Vony Rorong, A.Pi, M.MA selaku Kasie Pengembangan Wilayah Pesisir Dislautkan DIY menjelaskan jenis-jenis ikan yang akan ditebar dan teknis pelaksanaan Restocking. Pemahaman Restocking ikan sering disalahartikan dengan menebar ikan jenis introduksi seperti ikan Nila (asal Afrika) yang bersifat invasif terhadap ruang dan makanan. Pada awalnya ikan Nila memang ditebar untuk keperluan pemenuhan gizi dan peningkatan ekonomi (bernilai ekonomis), tetapi seiring berjalannya waktu laju pertumbuhan ikan Nila yang sangat cepat  menjadi gangguan dan predator ikan lokal. Selain itu keberadaan ikan invasif lainnya adalah ikan Hampala yang sebarannya sudah merata di perairan sungai Kota Yogyakarta, populasinya yang meningkat juga mengambil alih habitat ikan lokal seperti ikan Wader, dan ikan Tawes. Kedepannya Dislautkan DIY berencana mengadakan kegiatan untuk mengurangi populasi ikan Hampala dengan kegiatan pengolahan ikan Hampala menjadi produk olahan hasil perikanan.

     Sebagai penutup, Kepala Dislautkan DIY Ir. Bayu Mukti Sasongko menyampaikan bahwa kegiatan Restocking ini merupakan agenda tahunan dan akan terus dilakukan setiap tahunnya. Maka dengan adanya Restocking ini diharapkan dapat menambah stok ikan di perairan, mengembalikan ekosistem alami perairan, pemenuhan gizi masyarakat, selain itu peran masyarakat sangat diharapkan dalam menjaga kelangsungan ekosistem sungai.