TOGA, HERBAL NGEHITS JAGA IMUN DI MASA PANDEMI COVID-19
Grafik kasus positif covid-19 masih enggan menurun. Banyak upaya dilakukan untuk pencegahan penyebarannya. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah belum mampu menghentikan laju penyebaran virus ini. Kesadaran masyarakat untuk disiplin menerapkan 5 M yakni memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas, perlu selalu digerakkan secara masif dan disiplin.
Meskipun gerakan vaksinasi nasional telah digalakkan dan sampai saat ini masih berlangsung, namun belum efektif memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Indonesia.
Upaya hidup sehat perlu dijadikan habitat baru masyarakat guna meningkatkan imunitas tubuh. Selain menerapkan 5 M, kita juga perlu menjaga asupan gizi yang beragam dan kaya serat, istirahat yang cukup, berpikir positif, hati gembira, aktivitas fisik yang cukup dengan berolahraga, dan dibantu suplemen vitamin mineral.
Salah satu suplemen yang perlu dikonsumsi adalah yang mengandung vitamin A, E, C dan juga zink. Multivitamin dan mineral dapat diperoleh di suplemen pabrikan maupun dari bahan alami berasal dari sayur dan buah.
Indonesia kaya akan koleksi tanaman yang tinggi kandungan gizi dan bermanfaat sebagai obat. Kekayaan alam ini patut kita jaga kelestariannya dan dimanfaatkan dengan bijak.
Di era pandemi ini, kita harus pandai memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk menjaga kesehatan. Hal ini bersinergi dengan himbauan Pemerintah dimana masyarakat diminta untuk mengonsumsi imunomodulator yang berasal dari tanaman-tanaman obat asli Indonesia. Apalagi kalau pandemi ini berkepanjangan, tentu akan lebih bagus mengonsumsi obat herbal yang bahan bakunya dari dalam negeri. Semakin banyak obat modern asli Indonesia (OMAI) jenis fitofarmaka dicari masyarakat, maka suatu saat nanti kita tidak akan lagi bergantung pada obat-obatan berbahan baku impor.
Banyak tanaman herbal yang sekarang menjadi primadona, diantaranya empon-empon sejenis rempah-rempah berumbi yang tumbuh subur di Indonesia. Selain empon-empon, beberapa tanaman obat lainnya juga ngehits. Beberapa tanaman herbal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sistem imun tubuh dan memperingan gejala Covid-19. Tanaman obat yang sedang naik daun adalah kunyit/kunir putih, meniran, pegagan, dan sambiloto. Tanaman ini disebut sebagai tanaman imunomodulator herbal. Tanaman herbal ini banyak khasiatnya untuk mengatasi beberapa penyakit, sehingga tidak keliru jika kita meramunya menjadi jamu yang dikonsumsi sebagai ikhtiar sehat dengan bujet murah.
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional juga didasari oleh beberapa faktor, yaitu: harga obat–obatan buatan pabrik yang relatif mahal, efek samping obat tradisional lebih kecil, dan kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern.
Beberapa Jenis TOGA dan manfaatnya:
Kunyit
Tanaman dengan nama latin Curcuma domestica Val tersebut terbukti mengandung zat aktif yang khas, yaitu curcuminoide dan ukanon jenis A, B, C dan D yang berfungsi merangsang daya tahan tubuh, sehingga dapat digunakan untuk terapi Covid-19.
Kunyit termasuk ke dalam keluarga jahe-jahean. Kunyit putih atau dikenal dengan nama white turmeric, atau Zedoary (Curcuma zedoaria) dipercaya mampu mengobati berbagai jenis penyakit.
Selain senyawa kurkuminoid, terdapat puluhan senyawa kimia lain yang terkandung di dalam tanaman tersebut. Masyarakat secara umum memanfaatkan tanaman tersebut dalam kehidupan sehari–hari dan aman dalam penggunaannya. Selain sebagai bumbu masak, tanaman tersebut juga menjadi bahan baku jamu, dan obat herbal terstandarkan.
Kunyit putih dipercaya dapat mengurangi jumlah mikroba di mulut. Efektivitasnya sama dengan produk obat kumur di pasaran. Selain itu, ekstrak dari kunyit putih juga diyakini dapat menghambat aktivitas jamur pada tubuh manusia.
Kunyit putih ternyata diyakini juga bisa dijadikan sebagai analgesik atau obat untuk menghilangkan rasa sakit. Namun, efek analgesik ini tergantung pada besarnya dosis yang digunakan.
Tepung dari akar kunyit putih dipercaya dapat mengurangi jumlah dan keasaman cairan lambung, sehingga dapat digunakan sebagai obat tukak lambung.
Ekstrak kunyit putih juga diyakini menjadi antiracun atau penawar bisa ular. Hal tersebut bisa terjadi karena kunyit putih dapat menghambat aktivitas dari racun ular.
Tanaman ini juga dipercaya dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi peradangan atau pembengkakan.
Kunyit putih diyakini dapat membantu proses penyembuhan penyakit kanker karena mengandung senyawa ethyl pmethocyvinnatate, kurkuminoid, bisdemothxycurcumin, demothxycurcumin, dan flavonoid. Hanya saja efektivitas kunyit putih dalam mengatasi penyakit kanker masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Minyak esensial dari kunyit putih dipercaya dapat mengurangi dampak dari radikal bebas tertentu. Selain berbagai manfaat di atas, kunyit putih juga diyakini bermanfaat untuk pengobatan gejala arthritis, asma, anti-rematik, depresi dan obat diuretik.
Meski memiliki rasa yang agak pedas, baik kunyit kuning maupun kunyit putih aman untuk dikonsumsi dalam takaran yang tidak berlebihan. Namun, sebaiknya konsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi kunyit putih, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Meniran
Manfaat meniran untuk kesehatan cukup banyak. Meniran atau Phyllanthus niruri merupakan tanaman liar yang kerap ditemui di jalan atau alam bebas. Meniran memiliki daun bulat yang berukuran kecil. Jika dilihat sekilas, daun meniran amat mirip dengan daun putri malu dan dikira gulma.
Bagian daun, batang daun, dan akar dari meniran sering digunakan sebagai obat herbal, yang dipercaya dapat mengatasi berbagi penyakit. Meniran dapat diolah menjadi suplemen dalam bentuk bubuk atau sirup. Dosis rata-rata untuk mengonsumsi ekstrak daun meniran yaitu satu kapsul 500 miligram per hari. Selain itu, daun meniran juga dapat dikonsumsi dalam bentuk teh seduhan. Meniran kerap dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk batu ginjal. Ekstrak tanaman meniran yang bersifat basa diketahui dapat mencegah serta mengatasi batu ginjal yang bersifat asam.
Manfaat meniran selanjutnya yaitu mengatasi tukak lambung. Gejala tukak lambung yakni sakit maag atau nyeri ulu hati. Untuk mengatasi tukak lambung, banyak orang yang memanfaatkan daun meniran. Ekstrak daun meniran dipercaya dapat membunuh Helicobacter pylori (bakteri penyebab tukak lambung).
Dalam sebuah studi in vitro 2014, disebutkan bahwa ekstrak yang terbuat dari daun meniran menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat. Perlu diketahui, antioksidan dapat memperkuat kekebalan tubuh serta mencegah timbulnya penyakit. Antioksidan bekerja melawan radikal bebas dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Bagus untuk dikonsumsi pasien Covid-19.
Manfaat daun meniran untuk kesehatan berikutnya yaitu mencegah virus. Dalam sebuah studi di tahun 2013 yang meneliti efek dari empat spesies Phyllanthus pada virus herpes simplex dalam kultur sel, disebutkan bahwa daun meniran dapat memerangi infeksi tersebut. Studi lain pun menunjukkan bahwa meniran dapat membantu mengobati infeksi lain seperti hepatitis B dan HIV. Daun meniran juga dapat menjaga daya tahan tubuh serta mencegah datangnya infeksi.
Daun meniran juga dapat membantu mengurangi peradangan dan memiliki efek seperti ibuprofen . Peradangan dapat menyebabkan banyak masalah di seluruh tubuh, seperti nyeri, flu, hingga gangguan kulit.
Manfaat lain dari meniran yaitu daun ini memiliki sifat antidiabetes. Kandungan dalam meniran disebut dapat membantu mencegah penyerapan glukosa serta meningkatkan penyimpanan glukosa, sehingga akan membantu tubuh mengontrol kadar gula darah.
Selain itu, para peneliti juga menyimpulkan bahwa ekstrak meniran juga dapat membantu menurunkan gula darah puasa dan mencegah lonjakan gula darah. Selain memiliki sifat antidiabetes, meniran juga memiliki sifat antikanker dan juga mengatasi penyakit liver.
Pegagan
Tanaman yang memiliki nama latin Centela asiatica merupakan tanaman tradisional yang mempunyai manfaat sebagai imunomodulator pada penyakit yang membutuhkan pertahanan sistem imun seluler maupun humoral seperti pasien Covid-19. Kandungan senyawa glikosida triterpenoid dan asiaticoside dapat mempercepat perbaikan sel-sel kulit dan meningkatkan daya tahan tubuh non spesifik. Pegagan lebih efektif dalam meningkatkan domain memori dibanding asam folat.
Selain meningkatkan fungsi kognitif, daun pegagan juga bermanfaat bagi kesehatan kulit. Menurut sebuah studi, daun pegagan dapat melembapkan kulit karena sifat anti peradangan yang dimilikinya. Kosmetik yang terdiri dari kandungan beberapa jenis pegagan, ternyata bisa mengembalikan kelembapan kulit. Menariknya lagi, daun pegagan juga bisa mengobati peradangan pada kulit. Kandungan antioksidan di dalam daun ini diduga membantu merangsang pertumbuhan pembuluh darah pada kulit yang luka, untuk menunjang proses penyembuhan. Daun pegagan juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi stretch marks pada wanita hamil. Menurut sebuah studi, penggunaan krim berbahan ekstrak pegagan aktif bisa mencegah timbulnya stretch marks pada ibu hamil, dibandingkan dengan minyak zaitun atau salmon.
Pegagan mampu mengatasi kecemasan, stres, dan depresi. Beberapa orang menganggap obat herbal ini sebagai alternatif yang aman untuk obat resep, yang digunakan untuk mengobati insomnia dan gangguan tidur lainnya.
Sambiloto
Tanaman yang memiliki nama ilmiah Andrographis paniculata tersebut dianggap dapat merangsang sistem kekebalan tubuh serta mencegah datangnya penyakit, termasuk Covid-19. Sambiloto telah lama diketahui berkhasiat sebagai imunomodulator (imunostimulasi sekaligus antiradang) dan antivirus.
Penelitian bio-informatika dan in-vitro baru-baru ini membuktikan khasiat sambiloto sebagai antivirus terhadap virus SARS-CoV-2. Senyawa-senyawa aktif di dalamnya, terutama Andrographolide, dapat berikatan dengan protein virus SARS-CoV-2.
Melalui serangkaian mekanisme, senyawa di dalam sambiloto juga mampu menghambat replikasi atau multiplikasi virus SARS-CoV-2, serta mengurangi peradangan. Penelitian-penelitian praklinik sambiloto telah ditunjang uji klinis keamanan dan khasiat sambiloto pada pasien covid-19 ringan dengan hasil baik.
Uji klinis yang merupakan pilot study ini dilaksanakan pemerintah Thailand di beberapa rumah sakit. Hasilnya, sambiloto terbukti aman dikonsumsi. Jika dikonsumsi dalam waktu 72 jam setelah timbul gejala, sambiloto juga efektif memperbaiki kondisi pasien positif covid-19, dalam waktu 3 hari intervensi tanpa efek samping.
Berdasarkan uji pendahuluan ini, pemerintah Thailand setuju penggunaan ekstrak sambiloto sebagai terapi komplementer pada pasien covid-19 ringan di lima rumah sakit pemerintah. Ekstrak sambiloto diketahui bermanfaat menurunkan tingkat keparahan wabah dan memotong biaya pengobatan.
Sambiloto juga berperan sebagai imunomodulator. Senyawa aktif phyllanthin berperan dalam memodulasi respons imun dan menghambat virus.
Daun sambiloto mengandung antioksidan yang sangat tinggi sehingga mampu meningkatkan kekebalan tubuh atau imunitas kamu. Sambiloto sering digunakan untuk mengobati pilek dan flu. Selain itu, daun ini juga dapat mengurangi gejala pilek, seperti demam, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan.
Manfaat lain dari daun sambiloto adalah dapat menghilangkan cacing usus seperti cacing gelang, cacing pita, dan lainnya dari tubuh kita. Hal ini bisa mengontrol penyebaran parasit dan bakteri di dalam tubuh. Daun ini dapat memproduksi sel darah dalam tubuh kita. Hal ini bermanfaat terutama bagi wanita yang sedang dalam masa menstruasi. Daun sambiloto juga dapat bekerja sebagai obat pencegahan kanker dengan kandungan antioksidan yang tinggi dan mencegah penyakit diabetes.