Menjadi Narasumber, Kebun Plasma Nutfah Pisang Hadiri Lokal Karya Grand Design Taman Pisang di Polanharjo Klaten

Kebun Plasma Nutfah Pisang (KPNP) Kota Yogyakarta menjadi pemateri inti  dalam acara Lokal Karya Penyusunan Grand Design Taman Kebun Pisang di Gridih, Kahuman, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah,  pada Rabu, 13 Oktober 2021, tepatnya ditengah-tengah lokasi kebun pisang yang menjadi central taman. Dengan suasana santai kekeluargaan, para peserta duduk di gubug sederhana dan bangku-bangku panjang  terbuat dari kayu. Suasana alami masih tampak mendominasi taman kebun pisang ini.

Acara diselenggarakan oleh paguyuban bank sampah Guyup Rukun yang diketuai Baginda J, sebagai cikal-bakal lahirnya gagasan pembuatan taman pisang, yang disupport oleh Pemerintah Desa setempat, LSM Lestari dan PT. TIV Klaten melalui program CSR (Corporate Social Responsibility). Hadir dalam acara tersebut yaitu, anggota paguyuban, Agus dari Lestari, Rama dari PT. TIV, serta Kades Kahuman Ida Andung, S.Pd.

Ketua kebun pisang H. Sobari (65) menyampaikan sejarah berdirinya taman pisang berawal dari kegelisahan anggota terdampak pandemi Covid-19 banyak vacum berkegiatan di paguyuban bank sampah karena adanya pembatasan kegiatan. Setelah nyaris setahun menunggu ketidakpastian pandemi Covid-19 yang entah kapan berakhir, dari situlah kemudian muncul gagasan membuat kegiatan produktif dengan menanam pisang yang dirasa memiliki nilai ekonomis tinggi dan relatif mudah dalam pemeliharaan untuk mengisi waktu senggang.

Gayung bersambut, gagasan tersebut diamini oleh Pemerintah Desa Kahuman dengan memfasilitasi lahan tanah kas desa untuk disulap menjadi taman pisang, bahkan dalam waktu dekat akan diberi bantuan satu unit gazebo. Lahan marjinal ditepi sungai yang awalnya didominasi blumbang dan kurang tertata dan tidak produktif, berangsur dipermak oleh anggota dengan menanam beberapa jenis pisang, diantaranya ambon, mas, dan kapok, disamping itu juga mulai menata lahan dengan dibukanya akses jalan menuju lokasi serta menambahan fasilitas gubug-gubug untuk istirahat. Namun semua masih perlu penyempurnaan disana-sini. Sobari menambahkan bahwa belum lama ini panen tiga tandan pisang ambon dapat mengantongi sekitar lima ratus ribu rupiah. Dari situ anggota semakin semangat untuk mengembangkan tanaman pisang.

Dari KPNP berkesempatan memberi sambutan pembuka yaitu Eny Sulistyowati, S.P selaku Kepala Bidang Pertanian, Dinas Pertanian dan Pangan (Dinpertangan) Kota Yogyakarta. Disampaikan Eny, mengapresiasi kegiatan positif yang dilakukan oleh paguyuban. Diharapkan bisa berkembang lebih baik lagi dan bermanfaat untuk anggota dan masyarakat.

Acara inti penyusunan grand design taman pisang disampaikan narasumber dari KPNP, Bambang Dwi Hatmoko PH selaku pengelola tanaman pangan dan hortikultura yang memaparkan tentang Standar Operasional Prosedur  (SOP) teknologi budidaya pisang. Bambang menyampaikan masukan terkait teknik budidaya pisang yang telah dilakukan paguyuban dengan disesuaikan dengan SOP yang ada, sehingga nantinya taman kebun pisang dapat berkembang sebagaimana harapan bersama.

Mulai dari pemilihan benih unggul, paguyuban sudah mencoba menanam pisang dari benih kuktur jaringan produk dari Laboratorium Kultur Jaringan Dinpertangan, yang sekarang sudah tumbuh  lebih cepat besar, sehat,.dan seragam.

Jarak tanam optimal 3x3 meter, ukuran lobang tanam 50x50x50 cm dengan diapliaksikan kapur dolomit didasar lubang tanam. Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, pembumbunan, pengendalian hama penyakit, dan penyiangan gulma. Penanganan panen dan pasca panen juga menjadi point penting yang disampaikan Bambang.

Sesi diskusi berjalan hidup dengan antusiasme peserta menanyakan kendala yang ditemui di lapangan dalam berbudidaya pisang. Dengan diundangnya narasumber langsung ke lokasi  taman pisang, diharapkan dapat melihat kondisi riil di lapangan sehingga masukan-masukan dari narasumber tepat sasaran dan lebih efektif serta  akselerasi taman pisang dapat tercapai optimal.