Identifikasi Tanaman Calon Indukan lokal di Keraton Yogyakarta
Rabu, 11 Mei 2022 telah dilakukan identifikasi tanaman di dalam Keraton Yogyakarta yang akan dijadikan calon indukan lokal asli Jogja. Kegiatan ini diselenggarakan bersama Balai Pengembangan Perbenihan dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pertanian (BPPPMBTP) DIY, Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) DIY serta Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan agar plasma nutfah yang ada di lingkungan Keraton Yogyakarta tetap terjaga keaslian dan terus tumbuh menjadi indukan tanaman.
Beberapa tanaman yang telah dilihat oleh seluruh tim identifikasi yakni adanya pohon Asem Belanda, Asem Jawa, dan aneka jenis pohon Mangga koleksi yang ada sejak HB I sampai dengan saat ini. Namun untuk varietas yang tercatat oleh tim belum dapat teridentifikasi menyeluruh dikarenakan perwakilan dari Keraton Yogyakarta tidak hafal macam tanaman yang ada. Untuk itu akan dilaksanakan pertemuan kembali nantinya dengan menghadirkan perwakilan dari Keraton Yogyakarta yang khusus menangani tanaman yang ada di dalam Keraton.
Heny selaku pengelola Bagian Rumah Tangga di Keraton Yogyakarta mendukung kegiatan dari Dinas dan menyampaikan "kunjungan hari ini semoga dapat mengidentifikasi tanaman yang ada sebagai sumber daya genetik (SDG) dan kekayaan yang ada di Keraton Yogyakarta ini menjadi kekayaan kita semua".
Dr. Soeharsono, S.Pt, M.Si selaku Kepala BPTP DIY juga menyampaikan "Keraton dapat memiliki data tanaman yang masih tertulis rapi dan lengkap mulai dari koleksi HB pertama sampai saat ini, harapannya tanaman yang ada di Keraton menjadi SDG Keraton maupun di DIY khususnya di Kota Yogyakarta, jadi Keraton bukan hanya sebagai tempat edukasi budaya atau wisata namun sekaligus dapat menjadikan SDG bagi Keraton dan menjadi calon indukan keunggulan lokal"
Ir. RD. Maman Suherman, M.P. selaku Kepala UPTD BPPPMBTP DIY menanggapi apa yang telah dikoordinasikan dan siap untuk membantu dan mendampingi sampai proses sertifikasi tanaman indukan. "Varietasnya terdata sama dan dapat dijadikan SDG lokal, hal ini setelah diproses akan dijadikan pohon induk yang bisa dikembangkan oleh masyarakat dan akan dijadikan destinasi wisata lokal juga" tambahnya.