Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Padi

Rabu, 17 Mei 2023 dilaksanakan pembinaan kelompok tani lahan sawah oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta di Kelompok Tani Retno Makmur, Pilahan, Kotagede. Pembinaan dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan dihadiri oleh anggota kelompok tani.

Terdapat beberapa agenda yang dilaksanakan yaitu :

  1. Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tumbuhan Padi

Gerdal dilaksanakan menggunakan agensia hayati. Kegiatan ini dipandu oleh petugas POPT DIY yang bertugas di Kota Yogyakarta, Michele Rizky Yudhita, S.P

Gerakan pengendalian dengan menggunakan agens hayati bertujuan untuk mengendalikan populasi OPT dengan pendekatan yang ramah lingkungan. Adapun agens hayati yang digunakan ialah  jamur entomopatogen Beauveria bassiana untuk mengendalikan hama, Paenibacillus polymyxa untuk mengendalikan penyakit blas dan kresek, dan PGPR (plant growth promoting bacteria) untuk meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan OPT dan juga memacu pertumbuhan tanaman.

  1. Uji Ph tanah

Uji ini dilakukan dengan alat pH meter untuk mengetahui kondisi pH tanah persawahan. pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan skala pH antara 0 hingga 14. Suatu benda dikatakan bersifat asam jika angka skala pH kurang dari 7 dan disebut basa jika skala pH lebih dari 7. Jika skala pH adalah 7 maka benda tersebut bersifat netral, tidak asam maupun basa. Kondisi tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman adalah tanah yang bersifat netral. Namun demikian beberapa jenis tanaman masih toleran terhadap tanah dengan pH yang sedikit asam, yaitu tanah yang ber pH maksimal 5.

Hasil uji pH tanah garapan KT Retno Makmur menunjukan angka 5,5 sehingga dapat disimpulkan tanah di wilayah tersebut bersifat asam sehingga memerlukan perlakuan aplikasi kapur pertanian atau dolomit untuk menetralkan pH.

  1. Uji kadar unsur nitrogren pertanaman padi

Uji kadar unsur nitrogen dilakukan menggunakan BWD atau bagan warna daun. Bagan Warna Daun atau BWD adalah alat bantu pengukuran dosis pemupukan yang terbuat dari plastik yang mempunyai 4 atau 6 skala warna yang dijadikan dasar penilaian kualitatif warna daun padi. Hasil uji menunjukkan kadar N pertanaman padi adalah antara 3 dan 4, hal ini akan menjadi dasar penentuan dosis pemupukan selanjutnya untuk pertanman padi di KT Retno Makmur.