Penjabat Walikota Yogyakarta Memimpin Apel Pagi di Dinas Pertanian dan Pangan

Senin, 26 Juni 2023, Penjabat Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo, S.H., M.Ed., memimpin apel pagi di Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta,  jalan lingkar selatan, Malangan, Giwangan, Umbulharjo. Kegiatan rutin apel pagi ini diikuti oleh Kepala Dinas Ir. Suyana, Sekretaris Dinas Sukidi, M.Si., Kepala Bidang, pejabat struktural  dan fungsional serta seluruh pegawai DPP. Petugas apel dari Bidang Pertanian yakni PPL.

Dalam amanat pembina apel, Singgih menyampaikan beberapa hal terkait visi misi Pemkot Yogyakarta dihubungkan dengan visi misi  Propinsi D.I. Yogyakarta, ada 3 garis besar yaitu, reformasi kelurahan, diharapkan terjalin sinergitas DPP dengan kelurahan yang ada di Kota Yogyakarta. Budaya Inovasi, keterbatasan  lahan pertanian yang sempit, menjadi tantangan DPP untuk melakukan inovasi dan kreatifitas didukung teknologi informasi yang semakin terbuka yang berkembang secara masif sehingga pertanian akan berkembang secara maksimal. Meski pekarangan sempit dapat menanam tanaman yang bermanfaat untuk keseharian seperti sayur dan buah.  Pemberdayaan kawasan selatan, yang identik dengan kemiskinan, karena itu diimplementasikan Gubernur DIY dengan pembuatan jalan lintas selatan untuk membuka aksesibilitas yang masih terbatas. DPP yang terletak di Giwangan wilayah paling selatan Kota Yogyakarta, dengan aksesibilitas yang lancar, sisi pertanian dapat terserap di pasar baik wisatawan, masyarakat, maupun pasar bebas lainnya.

Singgih menambahkan tips  semangat 3 Si. Adaptasi; disaat pandemi kemarin semua sektor terdampak  baik pariwisata, pertanian, juga ekonomi sehingga semua perlu beradaptasi. Inovasi; Pertanian lahan sempit perlu beradaptasi dengan tabulampot, mendukung bahan baku kuliner Jogja yang dibutuhkan pasar yang sampai sekarang belum terpenuhi. Yogyakarta terkenal gude,  bagaimana DPP dapat menyiapkan gori sehingga kebutuhan akan suplay gori terjaga dan mampu memenuhi kebutuhan internal di Yogyakarta, demikian juga untuk bahan baku bakpia. Situasi dan kondisi yang unsurbility, kompleksibility, ambiguility  perlu dilakukan Inovasi karena teknologi yang berkembang sangat tinggi berakibat ketidakpastian meningkat. Dalam pemasaran berkembang lewat online, pemerintah perlu  memfasilitasinya. Kolaborasi; DPP berkolaborasi dengan internal antar bidang maupun dengan OPD lainnya. Sebagai contoh kebun pisang dijadikan destinasi wisata edukasi, ada narasi story telling yang dibangun, ada edukator/guide lokal yang menguasai dibidang pisang, teknologi dapat dikembangkan DPP, dapat kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata.

 Pj. Walikota mengharapkan DPP tidak hanya sekedar memenuhi tugas administrasi, namun lebih dari itu DPPdapat lebih dikenal masyarakat, dampaknya memberikan manfaat lebih untuk masyarakat dari segi kualitas, impactnya keberadaan DPP harus bisa memberikan solusi atas permasalahan pertanian yang ada di Kota Yogyakarta.

Tinjauan ke lapangan

Usai apel, Singgih didampingi Kepala Dinas dan pejabat struktural meninjau kegiatan di  lapangan, dimulai memasuki laboratorium kultur jaringan, yang fokus pada pengembangan perbanyakan benih  pisang, terdapat 39 kultivar pisang yang saat ini dikembangkan di laboratorium. Selain pisang ada tanaman lainnya yang dikembangkan yaitu anggrek, keladi, aglaonema, kantong semar, dan purwaceng. Penjabat Walikota berkesempatan menyaksikan proses subkultur dan mengamati berbagai macam koleksi  eksplan  dalam botol. Dari laboratorium dilanjutkan ke rumah aklimatisasi pisang untuk mengetahui proses kultur jaringan pasca keluar dari laboratorium sampai siap ditanam di lahan.

Saat melewati kebun hortikultura, Singgih tertarik dengan koleksi tanaman obat keluarga diantaranya purwaceng. Suyana juga mengenalkan 6 induk tanaman buah bersertifikat yang berada di blok pohon induk.

Masuk kebun plasma nutfah pisang (KPNP), Suyana mengenalkan koleksi pisang dengan total 314 kultivar pisang, blok raja bagus yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian tahun 2011. Dilanjutkan panen perdana buah pisang sang mulyo dan comot merah.

"DPP sudah melakukan berbagai hal tidak hanya penyediaan bibit saja, juga ada rekayasa inovasi yang dilakukan. Saya melihat lab nya juga, Saya kaget juga ternyata prosesnya. Bayangan saya nanam langsung diceblokke, ternyata 1 bibit itu bisa dipecah-pecah menjadi beberapa, ini saya kira sangat luar biasa inovasi yang dikembangkan. Saya hanya ingin berpesan bahwa perlu dipikirkan pengembangan tanaman sayuran dan buah untuk memenuhi kebutuhan Kota Yogyakarta maupun D.I. Yogyakarta, misalnya untuk bibit gori sebagai bahan baku gudeg juga tanaman bahan baku untuk bakpia" ujar Singgih.

Suyana menyampaikan bahwa DPP fokus pembibitan tanaman bersertifikat, pemerintah menjamin yang ditanam adalah sesuai.  Ada 6 tanaman buah bersertifikat antara lain belimbing dewa baru, jambu biji kristal, jambu biji mega merah, mangga garifta, kelengkeng kateki, dan rambutan binjai. Terkait gori, DPP hanya menyediakan pembibitannya,  "Untuk pengembangan pisang dilakukan dengan kultur jaringan, kelebihannya dari satu tunas menjadi ratusan dan tanaman bebas hama. Masyarakat bisa menanam pisang dimana saja dan menanam pisang itu paling mudah" pungkasnya.